Rabu, 28 Maret 2012

Sejarah Nama Desa Kubangkarang

Sejarah ini hasil dari keterangan para sesepuh yang dianggap mengetahui asal usul Desa Kubangkarang. Pada tahun 1920, Kuwu Desa Karangsembung Kulon tidak dapat melunasi pajak, kemudian oleh Pemerintah Daerah diumumkan Desa manakah yang dapat melunasi pajak Desa Karangsembung Kulon akan diserahi tanah Cantilan Karangsembung, ternyata yang dapat melunasi adalah Kuwu Desa Kubangkelor kemudian Kuwu Desa Karangsembung Kulon menyerahkan Daerah Cantilan yang disebut tanah Karangsembung Wetan untuk dimiliki oleh Kuwu Desa Kubangkelor.
Kemudian tanah Karangsembung Wetan dan Desa Kubangkelor dijadikan satu menjadi Desa Kubangkarang. Nama “Kubang” diambil dan Kubangkelor, sedangkan “Karang” diambil dan Karangsembung Wetan. Tepatnya pada tanggal 27 Januani 1980, Desa Kubangkarang dimekarkan menjadi dua desa yaitu Desa Kubangkarang dan Desa Karangmekar yang pada saat itu menjadi pejabat Desa Karangmekar yaitu Bapak Dasta.
Adapun nama-nama Kuwu / Kepala Desa yang diketahui adalah :

1.      Kuwu Natawijaya (Kuwu Pengek)   Tahun 1920 - 1928 [br]
2.      Kuwu Durgi      Tahun 1928 - 1932
3.      Kuwu Sutawijaya Tahun 1932 - 1941
4.      Kuwu Emon       Tahun 1941 - 1945
5.      Kuwu Saptari    Tahun 1945 - 1947
6.      Pj. Kuwu Abdurahman     Tahun 1947 - 1949
7.      Kuwu Kusban     Tahun 1949 - 1967
8.      Kuwu Taryan     Tahun 1967- 1974
9.      Kuwu Ahmad Sobali       Tahun 1974 - 1982
10.     Pj. Kuwu Hengki Tangkulang      Tahun 1982 - 1984
11.     Kuwu Hengki Tangkulang  Tahun 1984 - 1989
12.     KuwuNanaNazanudinL      Tahun 1989-1995
13.     Pj. Kuwu Amsor Basari   Tahun 1995 - 2001
14.     Kuwu Iko Wardika        Tahun 2001 - Sekarang.
 
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kubangkarang,_Karangsembung,_Cirebon 

Selasa, 27 Maret 2012

Uang Kertas Rp. 500 Gedung Bank Indonesia (BI) Cirebon

Dari catatan sejarah Gedung Bank Indonesia Cirebon, perencanaan arsitektur gedung yang sekarang menjadi bagian dari Gedung Bank Indonesia Cirebon itu dilakukan oleh Biro Arsitek F.D. Cuypers & Hulswit.

Gedung Bank Indonesia Cirebon in sebelumnya merupakan Kantor Cabang ke-lima dari De Javasche Bank (DJB), yang dibuka pada 31 Juli 1866 dengan nama Agentschap van De Javasche Bank te Cheribon, namun baru beroperasi pada 6 Agustus 1866.

Alamat : Jl. Yos Sudarso No. 5-7, Cirebon

Pics :



Asal-Usul Sandiwara Cirebon

Sandiwara Cirebon dikenal oleh masyarakat Jawa Barat dengan sebutan "masres" pada tahun 1940-an, ketika Cirebon diduduki oleh kolonialis Jepang. Berdasarkan keterangan yang dihimpun para tokoh sandiwara Cirebon saat ini, disebutkan bahwa pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, di daerah Cirebon muncul kesenian yang digemari oleh masyarakat yaitu reog Cirebonan, yang terkenal dengan nama reog sepat.

Pertunjukan reog itu terdiri dari dua bagian. Pertama berupa atraksi bodoran/lawakan, dan kedua berupa drama yang mengambil cerita dari kebiasaan masyarakat daerah tersebut. Pada saat bersamaan, di daerah Jamblang Klangenan muncul pula sebuah kesenian yang lazim disebut toneel (tonil) dengan nama Cahya Widodo. Kesenian ini setiap hari selama berbulan-bulan melakukan narayuda (ngamen).

Dua Syair Tawassul Cirebon

Di Cirebon, terutama di kalangan pesantren ada kebiasaan membaca tawassul pada malam-malam tertentu dengan bersama-sama melantunkan semacam pupuh dalam bahasa Jawa Cirebon yang syairnya berisi petuah-petuah, terutama tentang agama Islam. Salah dua syair yang sering dulantunkan para santri di salah satu pesantren di desa Panguragan Cirebon kala bertawasul adalah syair yang berjudul Dawuh Syekhuna dan Syukuran. Penulis sendiri belum tahu siapa pengarang syair ini, tapi yang jelas kedua syair ini memiliki makna petuah yang begitu dalam.

Untuk itulah saya akan menshare kedua syair itu di sini berikut mencoba untuk menterjemahkannya dalam bahasa Indonesia. Tapi jika ternyata ada yang kurang pas dengan terjemahannya saya minta maaf, dan mempersilahkan para pembaca untuk mengkoreksinya.

Inilah kedua syair tersebut bersama hasil terjemahan dari saya. Semoga bermanfaat.

Kamis, 08 Maret 2012

Tema HP Cirebonan


Bagi yang suka dengan Tema HP diatas silahkan bisa anda download
di sini

Tema tersebut untuk tipe HP Nokia dibawah ini

2700 classic,   2700c,   2710 Navigation,   2710c,   2730 classic,   2730c,   3120 classic,   3208,   3208 classic,   3208c,   3600 slide,   3600s,   3610 fold,   3610a,   3710 fold,   3720,   3720 classic,   5000,   5130 Xpress Music,   5130 XpressMusic,   5220 Xpress Music,   5220 XpressMusic,   5300,   5300 Xpress Music,   5310 Xpress Music,   5310 XpressMusic,   5330,   5330 Mobile TV,   5330 MobileTV,   5330 Xpress Music,   5330 XpressMusic,   5610 Xpress Music,   5610 XpressMusic,   6126,   6131,   6131 NFC,   6133,   6208 classic,   6208c,   6212 classic,   6216 classic,   6233,   6234,   6263,   6265,   6265i,   6267,   6270,   6275,   6275 CDMA,   6275i,   6275i CDMA,   6280,   6282,   6288,   6300,   6300i,   6301,   6303 classic,   6303c,   6303ci,   6303i classic,   6350,   6500,   6500 Classic,   6500 Slide,   6500c,   6500s,   6555,   6600 fold,   6600 slide,   6600i slide,   6600i Slide,   6700,   6700 classic,   6700c,   6750 Mural,   7020,   7100 Supernova,   7100s,   7210 Supernova,   7230,   7310 Supernova,   7310c,   7310s,   7370,   7373,   7390,   7500 Prism,   7510 Supernova,   7510a,   7610 Supernova,   7610s,   7900 Prism,   8600 Luna,   8800 Arte,   8800 Carbon Arte,   8800 Gold Arte,   Asha 202,   Asha 203,   Asha 300,   Asha 302,   Asha 303,   C2-01,   C2-02,   C2-03,   C2-05,   C2-06,   C3-01,   C3-01 Gold Edition,   X2,   X2-00,   X2-02,   X2-05,   X3,   X3-00,   X3-02

Nokia   Asha 200,   Asha 201,   C3-00,   X2-01 untuk tipe ini bisa di download disini

Selasa, 06 Maret 2012

Lagu Jeritan anak yang ditinggal Ibunya " Kembalilah Ibu " (Kisah Nyata)

Terharu saat dengar lagu ini, makanya sengaja saya posting di blog ini semoga bisa memenuhi harapan sang ayah(Heri Pitik), dan semoga Ibu Sasi di Malaysia yang bekerja sebagai TKI bisa melihat video ini dan menggugah hatinya untuk segera pulang menemui anaknya



Sebuah lagu kisah nyata dari perjalanan hidup anak putri yang masih duduk di bangku SMP dan sangat merindukan kembalinya seorang ibu,telah 8 tahun dari mulai belum sekolah sampai saat ini dia hanya hidup dengan kakak,ayah, dan neneknya.Sempat juga merasakan kasih sayang Ibu pada tahun 2004,tetapi hanya sebentar dan ibu pergi lagi ke Malaysia sebagai TKI.

Minggu, 04 Maret 2012

Masjid Merah Panjunan Cirebon- Wali Songo Menggunakannya untuk Menyebarkan Agama Islam



Dilihat dari luar, Masjid Merah Panjunan sangat menarik perhatian, terutama bagi orang yang baru pertama kali datang ke Cirebon, Jawa Barat. Warna merah bata mendominasi keseluruhan bangunan yang didirikan pada tahun 1480 ini. Masjid Merah Panjunan terletak di Kampung Panjunan, kampung pembuat jun atau keramik porselen. Bangunan ini didirikan oleh Pangeran Panjunan yang adalah murid Sunan Gunung Jati, salah satu dari Wali Songo (Sembilan Wali), penyebar Islam di Jawa.
Perpaduan Arab dan Tiongkok ini tak lain terjadi karena Cirebon, yang pernah bernama Caruban pada masa silam, adalah kota pelabuhan. Lantaran lokasi masjid itu di kawasan perdagangan, sungguh tak aneh jika Masjid Merah—semula mushala Al-Athyah— tumbuh dengan berbagai pengaruh, seperti juga semua keraton yang ada di Cirebon.

Asal-Usul Desa Astana


Gunung jati termasuk wilayah negeri/daerah Singapura, merupakan bawahan Kerajaan Pajajaran. Oleh karena letaknya di tepi pelabuhan Muara Jati, maka berdatanganlah para pedagang asing seperti dari Cina, Arab dan Gujarat ( Pantai India barat ).
Ramainya perahu dagang asing berlabuh dipelabuhan Muara Jati itu selain letaknya yang strategis bagi perniagaan, juga karena penguasa negeri Ki Gede Surasijaga dan syahbandarnya Ki Gede Tapa atau Ki Jujunan Jati bersikap toleran terhadap setiap pedagang asing.
Pada sekitar tahun 1420 M datanglah serombongan pedagang dari Bagdad yang dipimpin oleh Syekh Idlofi Mahdi. Mereka memohon diperkenankan menetap di sekitar perkampungan Muara Jati dengan alasan supaya dekat dengan pasar di Kampung Pasambangan disekitar Gunung Jati untuk memperlancar perdagangan.