Pangeran Panembahan Ratu
memegang kekuasaan di Carbon setelah Maulana Fadillah Khan kakeknya wafat pada
tahun 1570 Masehi. Ketika Pangeran Mas dinobatkan sebagai penguasa di Carbon
bukan sebagai Susuhunan seperti Sunan Gunugn Jati tetapi sebagai Panembahan
Ratu. Ketika Pangeran Panembahan Ratu Berkunjung ke Ghiri Sembung dalam
iring-iringan dan para menteri dalam upacara itu terganggu karena di depan Lawang Seketheng telah
dihadang oleh Ki Datuk Pardhun yaitu murid Syekh Lemahabang, ia ingin melakukan
balas dendam atas kematian gurunya kepada Sunan Gunung Jati dahulu. Di
tengah perjalanan para prajurit
berperang melawan Ki Datuk Pardhun yang sangat sakti, pertempuran tersebut
sangat seru lalu Ki Datuk Pardhun menyerang Panembahan Ratu, dan akhirnya Ki
Datuk Pardhun tewas tertusuk oleh keris Panembahan Ratu, lalu mayatnya
dimakamkan. Upacara berjalan terus menuju Ghiri Sembung dan tersebutlah bahwa
makam Ki Datuk Pardhun dimakamkan di suatu tempat tetapi tiba-tiba kembali ke
tempat dia terbunuh, berkali-kali dibawa dan dikuburkan kembali hingga akhirnya
Ki Datuk Pardhun dimakamkan di tempat ia terbunuh.