Kamis, 14 Agustus 2014

Panembahan Ratu



Pangeran Panembahan Ratu memegang kekuasaan di Carbon setelah Maulana Fadillah Khan kakeknya wafat pada tahun 1570 Masehi. Ketika Pangeran Mas dinobatkan sebagai penguasa di Carbon bukan sebagai Susuhunan seperti Sunan Gunugn Jati tetapi sebagai Panembahan Ratu. Ketika Pangeran Panembahan Ratu Berkunjung ke Ghiri Sembung dalam iring-iringan dan para menteri dalam upacara itu terganggu  karena di depan Lawang Seketheng telah dihadang oleh Ki Datuk Pardhun yaitu murid Syekh Lemahabang, ia ingin melakukan balas dendam atas kematian gurunya kepada Sunan Gunung Jati dahulu. Di tengah  perjalanan para prajurit berperang melawan Ki Datuk Pardhun yang sangat sakti, pertempuran tersebut sangat seru lalu Ki Datuk Pardhun menyerang Panembahan Ratu, dan akhirnya Ki Datuk Pardhun tewas tertusuk oleh keris Panembahan Ratu, lalu mayatnya dimakamkan. Upacara berjalan terus menuju Ghiri Sembung dan tersebutlah bahwa makam Ki Datuk Pardhun dimakamkan di suatu tempat tetapi tiba-tiba kembali ke tempat dia terbunuh, berkali-kali dibawa dan dikuburkan kembali hingga akhirnya Ki Datuk Pardhun dimakamkan di tempat ia terbunuh.

Sabtu, 08 Maret 2014

Petuah Syekh Sayrif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)


1. Ingsun titip tajug lan fakir miskin                 
   (Aku titip tajug dan fakir miskin)

2. Yen sembahyang kungsi pucuke panah         
   (Jika shalat harus khusuk dan tawadhu seperti anak  panah yang menancap kuat)

3. Yen puasa den kungsi tetaling gundewa                     
    (Jika puasa harus kuat seperti tali panah)

4. Ibadah kang tetep                                                       
    (Ibadah harus terus menerus)

5. Wedia ing Allah                                                        
    (Takutlah kepada Allah)

Asal - usul Desa Kalikoa

Pada zaman dahulu kala ada seorang putra Raja Demak bernama Akhmad telah lama menuntut ilmu di pesantren. Sewaktu pulang dari pesantren, ia ditemui bupati yang mendapat pesan dari ayahandanya, agar ia menyusul ayahnya berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji dengan dibekali kapal beserta isinya untuk keperluan selama dalam perjalanan.
Dalam perjalanan ke tanah suci dengan mendapat pengawalan prajurit Demak, kapalnya terdampar di daratan Cirebon yang pada  waktu itu berada dibawah kekuasaan Prabu Anom.
Mendengar ada kapal terdampar, Prabu Anom segera memerintahkan Patih Wisa Geni untuk menyelidiki siapa orang yang ada dalam kapal tersebut. Patih Wisa Geni datang menemui mereka dan Ahmad menjelaskan bahwa mereka terdampar dengan tujuan semula akan ke tanah suci menyusul ayahnya menunaikan ibadah haji.

Asal-usul Desa Pabedilan



Pangeran Sutajaya  Upas dari gebang sering berburu ( Bhs. Sunda: Bebedil) di suatu tempat/hutan yang belum berpenghuni yang banyak ditumbuhi pohon kesambi sambil membuat pesanggarahan. Daerah/hutan yang belum berpenghuni itu oleh Pangeran Sutajaya diberi nama Pabedilan, sesuai dengan arti twmpat itu (untuk berburu/bebedil).
Setelah beberapa waktu lamanya muncullah didaerah itu seorang yang bernama Ki Batisari berasal dari Luragung. Karena daerah Pabedilan telah berpenghuni walaupun belum banyak, maka Ki Batisari ditetapkan menjadi pemimpin/kuwu oleh Pangeran Cirebon, yang daerahnya meliputi sampai ke Desa Balagedog.

Rabu, 15 Januari 2014

Ringtone Kemat Jaran Guyang

Udah lama gak update Blog ini. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi ringtone Kemat Jaran Guyang versi H. Abdul Ajib (Alm) yang bisa digunakan pada handphone sedulur kabeh sebagai nada dering telepon atau nada dering SMS. Bagi sedulur yang pingin ringtone unik khas cirebon ini. Mangga di download langsung.

Kemat Jaran Guyang