Kamis, 08 Desember 2011

Azan Pitu


 Hanya ada di Kota Cirebon. Tradisi azan ini dilakukan setiap menjelang shalat Jum'at. Tujuh muazin secara serentak menggemakan azan di depan mihrab Masjid Agung Sang Cipta Rasa Kasepuhan Kota Cirebon.


Masjid Peninggalan Sunan Gunung Jati itu terletak di sebelah barat Alun-Alun Keraton Kasepuhan. Tradisi azan pitu telah dilakukan secara turun-temurun sejak lima ratus tahun lalu. Tujuh muazin yang melantunkan azan ini merupakan pengurus masjid yang dipilih penghulu masjid. Selama ini, muazin yang ada sekarang, merupakan keturunan dari muazin sebelumnya yang juga sebagai pengurus di masjid tersebut. "Meskipun tak ada persyaratan khusus, sebagian besar muazin merupakan keturunan dari muazin azan pitu sebelumnya," kata salah seorang pengurus Dewan Kesejahteraan Masjid setempat K.H. Hasan Muhyidin.

Tradisi ini sangat unik karena hanya terdapat di Masjid Agung Sang Cipta Rasa Keraton Kasepuhan. Karena dikumandangkan tujuh orang, suara azan tentu saja berbeda dengan umumnya azan di masjid atau mushala lainnya yang hanya dikumandangkan oleh seorang muazin. Meski hanya mengumandangkan azan, "koor azan" ini tidak mudah dilakukan. Para muazin harus lebih dulu menyamakan tingkatan suara supaya terdengar rampak dan serempak. Jika ada yang suaranya melemah, akan terdengar dan merusak harmoni dalam kumandang azan. "Oleh karena itu, mereka yang menjadi muazin harus memiliki kedekatan satu sama lain. Kekompakan mereka akan terlihat pada saat azan dikumandangkan," tutur Kyai Hasan Muhyidin.

Tidak diketahui secara pasti munculnya sejarah "azan pitu" ini kecuali dari babad dan tutur tinular masyarakat. Konon "azan pitu" dilakukan untuk mengusir satria jahat Menjangan Wulung yang mampu mengeluarkan racun dari tubuhnya dan banyak membunuh para jemaah. Saat itulah Pangeran Cakrabuana dan Sunan Gunung Jati memerintahkan tujuh muazin untuk mengumandangkan azan secara serempak. Seketika gugurlah sinatria jahat tersebut. Sejak itulah "azan pitu" selalu dikumandangkan setiap menjelang shalat Jum'at. "Azan pitu, selain merupakan undangan untuk shalat, juga sebagai simbol perlawanan terhadap kejahatan," tutur Kyai Hasan Muhyidin. Wallahu 'alam bishawab (Yogie/Lutfi)***

Sumber : http://infocirebon.multiply.com/journal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar