Kamis, 08 Desember 2011

Gerebeg Syawal Ritus Doa Bagi Sunan Gunung Jati


Subuh baru saja beranjak pergi. Pagi masih bening. Mentari menabur cahaya kemilau di musim kemarau ini. Menebar ke pelosok bumi waliyullah Cirebon. Melongok dalem Keraton Kasepuhan pagi itu ada yang menarik. Sebuah ritual masih terpatri. Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat, S.E., dan keluarga besarnya, 8 Syawal 1432 Hijriah, seusai menunaikan saum sunah Syawal selama enam hari sejak 2 - 7 Syawal, ke Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Wargi dalem keraton juga tampak sibuk mempersiapkan hajat religi itu.

"Setiap 8 Syawal pagi kami mentradisikan hajat ketupat dikirim ke Masjid Agung, Masjid Dalem Agung, Kramat Ketandan, serta kepada wargi dan abdi dalem," tutur Sultan Sepuh Arief Natadiningrat.
Tak cuma itu. Esok harinya, Sultan Sepuh berziarah ke makam leluhur dan orang tua di kompleks makam keramat Gunung Jati. Kehadiran Sultan Sepuh di makam keramat di Astana Gunung Sembung itu mengenakan pakaian adat berwarna putih. Mereka disambut hangat oleh kalangan masyarakat yang masih menghormati keluarga keraton.

Sekitar pukul 08:00 WIB, Sultan Sepuh Arief Natadiningrat didampingi Permaisuri R.A. Isye Natadiningrat, E.R. Muhammad Nusantara, R.R. Siti Fatimah N.N., R.A. Irawati Pakuningrat, P.R. Nisfudin Ardiningrat, P.R. Gumelar Soeriadiningrat, dan R.R. Gumiwang Kencananingrat. Turut serta dalam rombongan, selain seluruh wargi Keraton Kasepuhan dari Keraton Cirebon, Mertasinga dan Gebang, juga tamu dari Sekretariat Wakil Presiden dan Konsorsium Pesantren Indonesia, serta Direktur Sinemaart, Heru P.

Tradisi ziarah Keraton Kasepuhan ini disebut Gerebeg Syawal. Yang menarik, peserta ziarah kaum pria diperkenankan berdoa sampai dengan Pintu Sembilan. Sementara keluarga wanita hanya sampai Pintu Pasujudan. Menurut Sultan Sepuh, filosofi Gerebeg Syawal bagi keluarga Keraton Kasepuhan, selain untuk ajang silaturahmi keluarga besar keraton dengan masyarakat di Gunung Jati, juga untuk mentradisikan ziarah sambil mendoakan leluhur.

"Acara pokok berupa tawasul, zikir, dan doa dipimpin oleh Jeneng dan Penghulu Astana Gunung Jati," tutur Sultan Sepuh. Mereka berdoa di makam Sunan Gunung Jati, makam Fatahilah, makam P. Cakrabuana, makam Panembahan Cerbon, makam Sultan Sepuh I-XIII. Untuk Gerebeg Syawal tahun 2011 ini ada penyerahan anugerah pengangkatan seorang bekel sepuh, bekel anom, dan tiga keraman. "Tradisi ini akan terus kami pertahankan dari generasi ke generasi," ujar Sultan Sepuh menandaskan. (Sumbadi)***

Sumber : http://infocirebon.multiply.com/journal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar